Agies Permanha Zaenal
Selasa, 06 Agustus 2013
Senin, 15 Juli 2013
Perpisahan "Cinta Tapi Beda"
Seketika badai datang,Menguyak
kedamaian kita Aku
tak percaya semua ini Maafkan
perpisahan ini Semua
ini bukan keinginanku Keyakinan
itu membuat kita jauh Pastikan
cintamu satu di jiwaku Ingat
selalu aku sayang padamu
Kenapa kita bertemu,
kalau kita tak bisa disatukan? Ketika cinta mampu mempersatukan dua insan yang
berbeda baik usia, ekonomi, sosial, budaya, bahkan Negara. Tapi kenapa Cinta
tak bisa dipersatukan oleh satu hal yang paling sakral bagi seluruh umat
manusia yaitu Agama? Memang terkesan memaksa, tetapi mengapa Tuhan menciptakan
Cinta jika memang akhirnya tak bisa bersatu? Tapi aku sadar. aku hanyalah
manusia yang diberikan akal pikiran, perasaan dan logika oleh Yang Maha Esa. Dan
aku ikhlas sebagai hambanya aku harus melepaskan. Sebagaimana toleransi dalam keyakinanku
Islam “Untukmu Agamamu, Untukku-lah Agamaku”
Jumat, 12 Juli 2013
Gebiar Drama MONUMEN diksatrasia.
Syukur Alhamdulillah dengan cerita yang menarik Kelompok 2 Semester 4D diksatrasia 2011, mendapatkan Juara 3 Gebiar Drama Pekan Sastra dengan Judul Drama MONUMEN. Dibalik kesuksesan tentunya ada sebuah prose,s entah itu menyenangkan ataupun kurang menyenangkan. tapi itulah proses yang harus dinikmati. bukan hanya itu kerja keras dan percaya diri adalah kuncinya. selain itu ada pembimbing yang rela meluangkan waktunya untuk membimbing MONUMEN sebut saja Kang RIZHA dan Kanh Achil {}
Latihan demi latihan kita jalani bersama meski sampai ada yang kelelahan hingga akhirnya jatuh sakit. tapi kembali lagi itu lah prosesnya. pergantian peranpun terjadi pada beberapa karakter, saya yang tadinya berperan Sebagai RM PICIS digantikan menjadi pemeran utama pelaku ke dua yaitu Patung Pahlawan RM SIDIK "Pengkor" dan Rifka Dweina yang tadinya Petugas 1 menjadi Yu Seblak "Pelacur senior/ Dukun Imitasi".
Sempat merasa gak yakin dengan pergantian peran itu, tapi ada teman-teman yang mendukung dan meyikini kalau saya pasti bisa. ya! saya bisa! meski ketika pementasan saya kurang percaya diri hingga akhirnya saya lupa kalau saya ini harus beradegan "PENGKOR" hehe... tapi saya melakukan dengan semaksimal mungkin.
Gak ada yang kepikiran kalau MONUMEN mendapatkan JUARA 3, sudah mementaskannya saja sudah bersyukur :) tapi itulah hasil kerja keras saya. (Bukan), tapi kami! ya kerja keras kamilah yang membuahkan hasil. Mau tau Siapa saja pemeran dalam Drama MONUMEN?! Yuk Cekidooot :)
M. Ichbal Tawakal as. WIBAGSO.
Agies Permanha Zaenal as. SIDIK
Adi Priatna as. DURMO
Deerani Mahfudziah as. CEMPLUK (Nimaz ayu Bujono)
Ismi Indriani as. Ratri
Naaah selain tokoh-tokoh tadi ada juga tokoh-tokoh lainnya:
Rifka Dewina as. YU SEBLAK/ PELACUR SENIOR
Abdurrachman as. KALUR/ PENCOPET
Rezza Nurahmawati as. AJENG/ PELACUR JUNIOR
Sutrisna as. KAREP/ GELANDANGAN INTELEK
Hari Azhari as. RM PICIS
Tari Pradini as. ASISTEN 1
Erva Mutmainah as. ASISTEN 2
Lulu il Maknun as. DRS GINGSIR
Siti Nurjanah as. DEN BEI TAIPAN
Hj. Rini Oktavia as. PEREMPUAN & ASISTEN.
Ika Supenti as. PETUGAS 1 & ORANG 1
Septaria Dwi as. PETUGAS 2 & ORANG 2
Itulah pemeran-pemeran dalam pementasan MONUMEN :)
Sabtu, 06 Juli 2013
Di mana masa terindah?
Banyak orang yang bilang "Masa SMA/ SMK adalah yang paling berkesan. tapi tidak untuk saya. punya sahabat saja hanya dalam mimpi, menyedihkan bukan?!.
Biarpun begitu, saya coba tetap jalani hari demi hari berada di SMK teknik Komputer. meski akhirnya rasa percaya diri itu sudah tak tau lagi berada dimana. dan merasa hidup ini hanya untuk PEMBULIAN dan CACI MAKI.
Entah salah apa hingga saya seperti orang hina, orang paling hina, atau mungkin lebih hina dari yang terhina. begitu lucunya orang-orang itu menghina sedangkan saya hanya bisa diam, seakan-akan saya rela untuk dihina. Tapi apa boleh buat saya hanya sendiri dengan hati yang berserah. diberi penguatan oleh keluarga dan sedikit teman.
Ketika mendapatkan temanpun hanya beberapa orang saja yang mau berkawan dengan saya. tetapi, apa mereka tulus? entahlah, hanya Tuhan yang tau perasaan mereka. Lulus dari Sekolah tersebut saya merasa sebagian rasa percaya diri saya kembali. walaupun masih pesimis ketika akan melanjutkan Study.
Tapi saya yakin, masa-masa inilah saya bisa mendapatkan setitik air mata kebahagiaan. ya memang benar! Lihat kini saya bisa bangkit. bertemu jiwa-jiwa individualis namun realistis. yang membangkitkan sebagian jiwa yang hilang karena caci maki seorang teman.
Ya! disinilah saya bisa mendapatkan jati diri saya. Bukan seorang Agies Permanha yang pendiam dan menyedihkan. Disinilah Agies Permanha yang membahagiakan temannya, membuat orang tersenyum, merasa berharga meski dulu tak berharga.
Kalianlah yang membuat semuanya kembali, Masa terindah adalah masa yang dimana Saya bersama kalian. Untuk kalian keluarga baruku, sahabatku. Dhe Diksatrasia :)
Biarpun begitu, saya coba tetap jalani hari demi hari berada di SMK teknik Komputer. meski akhirnya rasa percaya diri itu sudah tak tau lagi berada dimana. dan merasa hidup ini hanya untuk PEMBULIAN dan CACI MAKI.
Entah salah apa hingga saya seperti orang hina, orang paling hina, atau mungkin lebih hina dari yang terhina. begitu lucunya orang-orang itu menghina sedangkan saya hanya bisa diam, seakan-akan saya rela untuk dihina. Tapi apa boleh buat saya hanya sendiri dengan hati yang berserah. diberi penguatan oleh keluarga dan sedikit teman.
Ketika mendapatkan temanpun hanya beberapa orang saja yang mau berkawan dengan saya. tetapi, apa mereka tulus? entahlah, hanya Tuhan yang tau perasaan mereka. Lulus dari Sekolah tersebut saya merasa sebagian rasa percaya diri saya kembali. walaupun masih pesimis ketika akan melanjutkan Study.
Tapi saya yakin, masa-masa inilah saya bisa mendapatkan setitik air mata kebahagiaan. ya memang benar! Lihat kini saya bisa bangkit. bertemu jiwa-jiwa individualis namun realistis. yang membangkitkan sebagian jiwa yang hilang karena caci maki seorang teman.
Ya! disinilah saya bisa mendapatkan jati diri saya. Bukan seorang Agies Permanha yang pendiam dan menyedihkan. Disinilah Agies Permanha yang membahagiakan temannya, membuat orang tersenyum, merasa berharga meski dulu tak berharga.
Kalianlah yang membuat semuanya kembali, Masa terindah adalah masa yang dimana Saya bersama kalian. Untuk kalian keluarga baruku, sahabatku. Dhe Diksatrasia :)
Cerita Motivasi & Inspirasi : Setia Sepanjang Usia
Disebuah
rumah sederhana yang asri tinggal sepasang suami istri yang sudah
memasuki usia senja. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah
dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan.
Sang suami
merupakan seorang pensiunan sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga.
Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal dirumah mereka
menolak ketika putra-putri mereka menawarkan untuk ikut pindah bersama
mereka....
Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir
renta itu menghabiskan waktu mereka yang tersisa dirumah yang telah
menjadi saksi berjuta peristiwa dalam keluarga itu.
Suatu senja
ba’da Isya disebuah masjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak
menemukan sandal yang tadi dikenakannya ke masjid tadi.
Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri “Kenapa Bu?”
Istrinya menoleh sambil menjawab “Sandal Ibu tidak ketemu Pa”.
“Ya udah pakai ini saja” kata suaminya sambil menyodorkan sandal yang
dipakainya. Walau agak ragu sang istri tetap memakai sandal itu dengan
berat hati.
Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaannya. Jarang sekali ia membantah apa yang dikatakan oleh sang suami.
Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.
“Bagaimanapun usahaku untuk berterimakasih pada kaki istriku yang telah
menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal
terhadap apa yang telah dilakukannya.
Kaki yang selalu berlari
kecil membukakan pintu untuk-ku saat aku pulang, kaki yang telah
mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta kaki yang
menyusuri berbagai tempat mencari berbagai kebutuhanku dan anak-anakku”.
Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus dan
merekapun mengarahkan langkah menuju rumah tempat bahagia bersama….
Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya,
sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan. Saat ia kesulitan
merapikan kukunya, sang suami dengan lembut mengambil gunting kuku dari
tangan istrinya.
Jari-jari yang mulai keriput itu dalam
genggamannya mulai dirapikan dan setelah selesai sang suami mencium
jari-jari itu dengan lembut dan bergumam “Terimakasih ya, Bu ”.
“Tidak, Ibu yang terimakasih sama Bapak, telah membantu memotong kuku Ibu” tukas sang istri tersipu malu.
“Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa yang belum tentu sanggup
aku lakukan. Aku takjub betapa luar biasanya Ibu. Aku tau semua takkan
terbalas sampai kapanpun” kata suaminya tulus.
Dua titik bening menggantung disudut mata sang istri “Bapa kok bicara begitu?
Ibu senang atas semuanya Pak, apa yang telah kita lalui bersama adalah luar biasa.
Ibu selalu bersyukur atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk. Semuanya dapat kita hadapi bersama.”
Hari Jum’at yang cerah setelah beberapa hari hujan. Siang itu sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at,
Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang
istri menatap tepat pada matanya sebelum akhirnya melangkah pergi.
Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri hingga
saat beberapa orang mengetuk pintu membawa kabar yang tak pernah
diduganya.
Ternyata siang itu sang suami tercinta telah
menyelesaikan perjalanannya di dunia. Ia telah pulang menghadap sang
penciptanya ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya
saat duduk membaca Tahyat terakhir.
Masih dalam posisi duduk sempurna dengan telunjuk kearah Kiblat, ia menghadap Yang Maha Kuasa.
“Subhanallah sungguh akhir perjalanan yang indah” gumam para jama’ah setelah menyadari kalau dia telah tiada.
Sang istri terbayang tatapan terakhir suaminya saat mau berangkat ke
masjid. Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda
perpisahan pengganti ucapan selamat tinggal.
Ataukah suaminya
khawatir meninggalkannya sendiri didunia ini. Ada gundah menggelayut
dihati sang istri. Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusnya,
Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun
cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun
keikhlasan dihatinya yang bisa menghambat perjalanan sang suami
menghadap Sang Khalik.
Dalam do’a dia selalu memohon kekuatan agar dapat bertahan dan juga memohon agar suaminya ditempatkan pada tempat yang layak.
Tak lama setelah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan
suaminya. Dengan wajah yang cerah sang suami menghampiri istrinya dan
menyisir rambut sang istri dengan lembut. “Apa yang Bapak lakukan?’
tanya istrinya senang bercampur bingung.
“Ibu harus kelihatan
cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang. Bapak tidak bisa tanpa
Ibu, bahkan setelah kehidupan didunia berakhir,Bapak selalu butuh Ibu.
Saat disuruh memilih pendamping Bapak bingung, kemudian bilang
pendampingnya tertinggal, Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu.”
Istrinya menangis sebelum akhirnya berkata “Ibu ikhlas Bapak pergi,
tapi Ibu juga tidak bisa bohong kalau Ibu takut sekali tinggal sendiri..
Kalau ada kesempatan mendampingi Bapa sekali lagi dan untuk selamanya
tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan."
Sang istri mengakhiri tangisannya dan menggantinya dengan senyuman.
Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya….
Cerita Motivasi & Inspirasi : "Nilai Kehidupan"
Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan
rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya
raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati
kesehariannya dengan baik.
Pada suatu ketika, si pemuda merasa
jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya
hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap
nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda
itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.
"Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik
aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya
seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.
Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela
lembut. "Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung
diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal
setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang
untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."
Dengan
bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain,
tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih
si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang
sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika
kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah
dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati
hasilnya."
Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si
pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak
jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan
oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah
dedaunanku. Tolong jangan mati di sini."
Setelah pohon yang
ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang
pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya
sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa
melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain".
Segera
timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak
pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus
punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat
bagi makhluk lain".
Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.
============================== ====
Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan
pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan
saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan
pintas yaitu bunuh diri.
Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari
sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita
akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap
hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang
diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.
Maka, jangan melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan
memelihara pikiran positif, sikap positif, dan tindakan positif. Dengan
demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur,
semangat, dan sukses luar biasa!
Sumber : Andrie Wongso
Kamis, 07 Maret 2013
Nenek mencuri singkong divonis atas nama hukum. hakim menangis saat disidang.
Seorang nenek diadili gara-gara mencuri singkong. Namun majelis hakim berpihak ke sang nenek meski tetap menjatuhkan vonis.
Potret
ketidakadilan rakyat kecil yang disertai foto tersebut menghiasi akun
facebook milik Polres Sidoarjo, Kamis (1/3/2012) siang. Sayangnya,
penguggah tidak menyebutkan lokasi pengadilan negeri yang menyidangkan
kasus nenek versus pengusaha singkong itu.
Inilah cerita yang diunggah Polres Sidoarjo di akun facebook miliknya.
Di
ruang sidang pengadilan, seorang hakim duduk tercenung menyimak
tuntutan jaksa PU terhadap seorang nenek yang dituduh mencuri singkong.
Nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, dan
cucunya kelaparan.
Namun
seorang laki-laki yang merupakan manajer dari PT yang memiliki
perkebunan singkong tersebut tetap pada tuntutannya, dg alasan agar
menjadi contoh bagi warga lainnya.
Hakim menghela nafas. dan berkata, "Maafkan saya, bu", katanya sambil memandang nenek itu.
"Saya
tak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda
harus dihukum. Saya mendenda anda Rp 1 juta dan jika anda tidak mampu
bayar maka anda harus masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa
PU".
Nenek
itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam. Namun tiba-tiba hakim mencopot
topi toganya, membuka dompetnya kemudian mengambil dan memasukkan uang
Rp 1 juta ke topi toganya serta berkata kepada hadirin yang berada di
ruang sidang.
"Saya
atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepada tiap orang yang
hadir di ruang sidang ini, sebesar Rp 50 ribu, karena menetap di kota
ini, dan membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk
memberi makan cucunya".
"Saudara panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa.”
Sebelum
palu diketuk, nenek itu telah mendapatkan sumbangan uang sebanyak Rp
3,5 juta dan sebagian telah dibayarkan ke panitera pengadilan untuk
membayar dendanya, setelah itu nenek
itupun pergi dgn mengantongi uang 3,5jt rupiah, termasuk uang 50rb yg
dibayarkan oleh manajer PT yang menuntutnya yg tersipu malu karena telah
menuntutnya.
Sungguh
sayang kisahnya luput dari pers. Kisah ini sungguh menarik sekiranya
ada teman yang bisa mendapatkan dokumentasi kisah ini bisa di share di
media untuk jadi contoh kepada aparat penegak hukum lain untuk bekerja
menggunakan hati nurani dan mencontoh “hakim Marzuki"
Sumber : Koran Tempo tanggal 30 Maret 2012
Langganan:
Komentar (Atom)


